BERANDA
Tradisi mengopi bagi masyarakat Suku Sasak Lombok telah turun temurun dari generasi ke generasi, dalam setiap kegiatan maupun acara apapun. Bahkan, dalam kunjungan bertamu, minuman kopi selalu menjadi suguhan yang wajib menemani hidangan makanan."Terutama bagi kaum laki-laki," kata Ilham Shyarifudin S.P yang telah menikmati kopi sejak usia belasan tahun lalu. Kebiasaan turun temurun ini, ia miliki sejak berusia belia hingga sekarang. "Sekarang kalau tidak minum kopi ia akan merasa pusing dan hampa," katanya. Ketika menjajaki setiap pedesaan di seluruh wilayah Pulau Lombok dari Lombok Barat hingga Lombok Timur, dari ujung selatan Lombok sampai ujung utara, pasti akan dijumpai tradisi masyarakat yang fanatik terhadap kopi. Kalau lah kunjungan ke setiap desa, harus singgah di 10 rumah, maka akan dijumpai suguhan 10 cangkir kopi hangat. ," katanya. Muncullah pertanyaan tentang apa alasan warga Suku Sasak Lombok begitu mencintai kopi sehingga selalu menomorsatukan minuman itu sebagai suguhan dalam menjamu tamu.Dahulu kala, para orang tua suku itu hanya memiliki kopi, tidak ada menu minuman lain, seperti teh atau susu."Memang daerah Pulau Lombok sudah menjadi daerah penghasil kopi," katanya. Selain itu, pada masa kerajaan, kopi menjadi minuman favorit keluarga kerajaan sehingga masyarakat Lombok melestarikan kebiasaan yang baik itu. Ketika menjamu tamu, mereka memberikan sajian yang terbaik bagi tamunya itu.Kopi memiliki efek yang sangat luar biasa dari segi psikologis masyarakat, baik dari komunikasi, hubungan, dan kekerabatan.Kopi menjadi media transmisi atau penyambung hati masyarakat dari yang tidak saling kenal menjadi kenal, yang tidak akrab menjadi semakin akrab."Dan bahkan, apa saja bisa diperbincangkan panjang lebar dengan menikmati secangkir kopi.
Berangkat dari Cerita ini Ilham sekaligus Owner Kopi Bubuk Sasak berinisiatif membuat produk lokal namun original yang di beri branch atau merek Kopi Bubuk Sasak.
Narmada 22-September-2024
Owner | RSM
Kopi Bubuk Sasak